Setiap gaya yang bekerja pada suatu
material, selalu menimbulkan reaksi berupa gaya dalam dari struktur material
(yang besarnya sama tapi berlawanan arah). Bekerjanya gaya ini pada
penampang permukaan benda
mengakibatkan terjadinya tegangan
di dalam struktur material benda, karena gaya akan
terbagi rata di setiap satuan luas bidang penampangnya. Besarnya gaya yang
terjadi akibat pembebanan, disebut sebagai tegangan /stress (σ).
Tegangan/stress didefinisikan
sebagai besarnya gaya yang diberikan setiap satu satuan luas penampang
material. Tegangan maksimum akibat gaya
atau beban maksimum yang mengenai benda, sangat menentukan sekali bagi
keberhasilan material benda untuk bertahan dari kerusakan. Karena akan menjadi
batasan maksimum bagi kekuatan struktur material benda untuk bertahan dari
pembebanan lebih (diluar kondisi normal).
Oleh karena itu untuk menghindari
kegagalan material dalam menghadapi pembebanan, besarnya tegangan yang terjadi
tidak boleh melebihi kekuatan struktur material . Sehingga pemilihan besar
kekuatan bahan material, ditentukan sekali oleh besarnya tegangan akibat beban
maksimum. Dalam perhitungan, besar kekuatan material dinyatakan sebagai
tegangan izin bahan atau kekuatan bahan (σ ijin).
Hubungan antara besar tegangan
pembebanan (σ ) dengan tegangan izin material (σ ijin), dinyatakan oleh faktor keamanan (Sf)
sebagai berikut:
dimana :
Faktor keamanan dalam hal ini tentunya adalah sebagai faktor
yang harus ditetapkan perancang untuk menghadapi kemungkinan dari pembebanan
maksimum (diluar kondisi normal) yang akan diterima oleh material.
Sebagai efek dari
kerja gaya dalam struktur material, maka
jenis tegangan tergantung dari
jenis gaya yang bekerja, yakni :
a. Tegangan dan regangan tarik (Tensile stress
and strain)
Tegangan tarik (σ tarik)
terjadi akibat bekerjanya gaya tarik ( Ftarik ) pada satuan luas
penampang (A) struktur material, sehingga bendanya mengalami perpanjangan.
Rasio perbandingan antara besarnya nilai
perpanjangan yang terjadi ( ∆L ) terhadap panjang benda inisial ( L ) disebut
sebagai regangan ( ε ). Secara matematik
dapat ditulis :
b. Tegangan dan regangan tekan
(Compressive stress and strain)
Tegangan tekan ( σtekan
) terjadi akibat kerja suatu gaya tekan ( Ftekan ) pada satuan luas
penampang ( A ) struktur material elemen mesin, sehingga bendanya mengalami
perpendekan. Rasio/perbandingan antara perpendekan yang terjadi ( ∆L ) terhadap
panjang benda semula (L)
disebut sebagai regangan
Secara matematik dapat ditulis :
c. Tegangan dan regangan geser (Shear stress and strain)
Tegangan geser ( τs ) timbul
akibat kerja dari dua gaya geser ( Fs ) yang saling berlawanan arah (aksi –
reaksi) terhadap suatu bidang geser, pada satuan luas bidang penampang
tahanan elemen mesin
(A). Sehingga bidang
penampang tersebut mengalami regangan
geser (mulai akan
tergunting) searah bekerjanya gaya, sebesar sudut (φ ) terhadap sumbu benda yang tergeser.
Secara matematik dapat ditulis :
τs = Fs / A dan G =
τs / φ
dimana :
G = modulus geser / kekakua (rigidity) material benda yang
mengalami geseran.
Kondisi pergeseran pada bidang penampang benda tahanan :
d. Tegangan luluh (Crushing /
Bearing stress)
Merupakan tegangan yang timbul
akibat terkonsentrasi / terpusatnya gaya tekan pada suatu daerah kontak yang
sangat kecil, diantara dua elemen mesin yang sedang melakukan kerja sama dalam
meneruskan tenaga. Tegangan jenis ini umumnya terjadi pada elemen
/ komponen yang
berfungsi sebagai penyambung
/ pengunci, seperti : pasak, paku
keling, pin, baut, lasan dan lain-lain.
Dari gambar diatas terlihat, distribusi gaya tekan pada pin
akibat tarikan mata setang tidak merata, karena akan dipengaruhi oleh bentuk
permukaan kontak dan sifat fisik material kedua komponen. Kesulitan dalam
menentukan distribusi tegangan akibat hal tersebut, umumnya disederhanakan
dengan mengambil luas proyeksi daerah kontaknya pada sumbu benda yang tegak
lurus terhadap arah kerja gaya. Dengan demikian persamaan tegangannya adalah :
τb = Fb /
Ab
dimana :
Ab = luas proyeksi permukaan kontak pada sumbu
benda (pin) yang tegak lurus terhadap arah kerja gaya
= l . d
= l . d
l =
panjang daerah kontak
d = diameter pin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar