1. Pendahuluan
Inti dari cara menghemat konsumsi
BBM (bahan bakar minyak) adalah perilaku mengemudi kendaraan bermotor.
Mengemudi dengan halus memang dapat menghemat BBM. Dan, karena mesin kendaraan
pada umumnya akan bekerja secara efisien pada putaran 2500-4000 RPM, maka
perpindahan gigi transmisi-pun harus diupayakan berada pada putaran yang
efisien ini. Hal lain yang juga berpengaruh pada hematnya konsumsi BBM adalah pemakaian
pengatur suhu udara (AC), tekanan udara pada ban, dan variasi kendaraan
bermotor, seperti ban yang lebar, tanduk depan, foot-step, roof-rack, kaca
spion, dan lain-lain yang dapat menimbulkan/memperbesar hambatan angin yang
menerpa kendaraan saat beroperasi di jalan. Di sektor transportasi jalan,
masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan ketepatan
waktu, keamanan dan kenyamanan. Untuk mendorong pelaksanaan penghematan bahan
bakar di masyarakat, perlu diciptakan sikap hemat bahan bakar di masyarakat
yaitu dengan program penghematan bahan bakar yang lebih terarah dan realistis
yang dapat diterapkan secara langsung tanpa banyak melibatkan campur tangan
pemerintah. Oleh karena itu program-program penghematan bahan bakar disusun berdasarkan
kebutuhan dan keinginan serta kemampuan masyarakat (stake holders) itu sendiri,
sedangkan pemerintah bertindaksebagaifasilitatordanregulator.
2. Maksud dan Tujuan
Untuk mengarahkan pemakaian Bahan
Bakar secara lebih hemat, tanpa mengurangi peranan angkutan dalam pembangunan
ataupun dalam mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran suatu kegiatan.
3. Berbagai faktor penyebab pemborosan pemakaian bahan bakar pada
kendaraan bermotor, antara lain :
3.1. Cara mengemudi,
antara lain :
a. Penggunaan kendaraan tanpa tujuan yang jelas,
dan memilih rute perjalanan tidak tepat, sehingga rute menjadi terlalu panjang,
dan mungkin akan menemukan kondisi permukaan jalan jelek, atau juga menghadapi
kemacetan lalu lintas (traffic jam),
b. Mengemudikan kendaraan dengan
kejutan (melepas kopling mendadak),
c. Meletakkan kaki pada pedal
kopling (menekan separuh kopling),
d. Menyentak-nyetak pedal gas,
e. Pemanasan mesin terlalu lama, dan dengan menekan pedal gas secara
berlebihan,
f. Kebiasaan
membiarkan mesin berputar terus (statio-ner) pada saat sedang menunggu,
g. Kebiasaan mengisi tangki bahan bakar terlalu penuh dan sampai
tumpah,
h. Penggunaan gigi (versnelling) tidak sesuai dengan kecepatan.
Versnelling rendah untuk kecepatan tinggi,
i. Kebiasaan mengemudi dengan kecepatan melebihi kecepatan optimal
pada jalan bebas hambatan (tol).
3.2. Perawatan kendaraan,
antara lain :
a. Penyetelan katup mesin kendaraan tidak sempurna,
b. Pengapian kurang sempurna,
c. Karburator tidak sempurna sering luber,
d. Suhu mesin terlalu panas (air pendingin kurang, minyak
pelumas sudah encer),
e. Tekanan ban tidak sesuai
dengan beban kendaraan,
f. Penyetelan
bagian-bagian kendaraan yang tidak tepat.
3.3. Penggunaan kendaraan
dan pemakaian peralatan, antara lain :
a. Penggunaan kendaraan yang tidak sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan,
b. Membebani kendaraan melebihi kapasitas,
c. Menggunakan kendaraan penumpang/sedan dengan
CC besar
d. Menambah bagasi di atas kendaraan
(menambah tahanan angin),
e. Penggunaan kendaraan yang
usianya sudah tua,
f. Menambah peralatan yang
memerlukan energi, seperti : AC, Fan, Lampu-lampu, Foot Step, Roof Step, dan
lain-lain.
3.4. Penyediaan prasarana
dan fasilitas pendukung lalu lintas
a. Panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah
kendaraan
b. Kurang atau tidak optimalnya fungsi jembatan
penyeberangan juga dapat menghambat pergerakan lalu lintas,
c. Sistem
pengaturan lalu lintas yang tidak bisa menyelesaikan masalah pergerakan lalu
lintas,
d. Belum tersedianya angkutan umum
(perkotaan) yang memadai,
e. Belum
meratanya penyediaan sarana angkutan umum yang bersifat massal pada kota-kota
besar,
f. Penerapan
manajemen dan rekayasa lalu lintas yang kurang tepat,
g. Persilangan sebidang antar jalan
raya, dan antara jalan raya dengan jalan kereta api yang cukup banyak, yang
sering menghambat kelancaran pergerakan lalu lintas,
h. Semakin meningkatnya jumlah pemilikan
kendaraan bermotor pribadi,
i. Berbaurnya
aneka kendaraan bermotor (cepat dan lambat) pada lajur yang sama,
j. Kurang/tidak disiplin nya
para pengemu di kenda raan bermotor (umum, pribadi, dan sepeda motor), dan
pengguna jalan pada umumnya
4. Tips cara menghemat
konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor
4.1. Cara mengemudi
a. Jika anda mengisi bensin, agar tangki mobil
anda tidak diisi sampai tumpah,
b. Hendaknya selalu
memperhatikan bahwa mengocok pedal gas, dapat membanjiri karburator dan pada
gilirannya menyebabkan bahan bakar terbuang,
c. Hindari pemanasan
kendaraan dengan waktu yang lama sesudah dihidupkan. Sebaiknya pemanasan
dilakukan sambil berjalan dengan kecepatan rendah, hanya beberapa km/jam, Choke
hanya dipakai apabila bahan bakar tidak naik, dengan menggunakan choke
bercampuran bahan bakar dengan udara menjadi gemuk, sehingga pemakaian bahan
bakar menjadi boros,
d. Biasakan menentukan tujuan terlebih dahulu sebelum berpergian. Sebaiknya
juga dipertimbangkan, apakah tidak lebih baik pergi dengan atau tanpa mobil,
apabila jaraknya dekat atau bila tersedia sarana angkutan alternatif yang cukup
memadai.
e. Rute perjalanan yang tepat dapat membantu kearah penghematan bahan
bakar. Sebelum berangkat sebaiknya direncanakan dulu rute yang akan ditempuh,
disamping itu perlu juga menetapkan rute pengganti (alternative routes) bila
ternyata rute yang pertama terjadi kemacetan,
f. Aturlah pemakaian persnelling sesuai dengan
kecepatan dan kemampuan mesin anda. Penggunaan gigi rendah untuk
kecepatan tinggi akan memakan lebih banyak bahan bakar,
g. Hindari pengereman yang tidak
perlu, antara lain :
1). Jika Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas
(APILL) di depan anda menyala kuning mendekati merah, angkatlah kaki dari pedal
gas anda dan biarkan kendaraan melaju dengan putaran mesin yang semakin lambat
dan berhenti. Dengan tetap menginjak pedal gas dan kemudian menginjak pedal rem
bila dekat dengan garis lampu, menyebabkan penggunaan bahan bakar yang kurang
baik,
2). Membuntuti kendaraan lain dalam jarak
yang terlalu dekat adalah berbahaya dan dituntut untuk lebih sering menggunakan
rem. Disamping itu akan memboroskan pemakaian bahan bakar, karenanya jagalah
jarak antara yang cukup aman.
3).
Anda sebaiknya dapat mengantisipasi pengemudi kendaraan yang berada didepan
anda. Mengemudi tanpa kejutan akan menghemat pemakaian bahan bakar dan dapat
menambah jarak yang ditempuh sebanyak 1-2 Km per liter bahan bakar.
h.Pada jalan
bebas hambatan diusahakan percepatan berlangsung secara perlahan (jangan mendadak), karena percepatan yang mendadak
akan memboroskan konsumsi bahan bakar,
i. Untuk memperoleh penghematan bahan bakar di
jalan bebas hambatan, jagalah agar tekanan kaki pada pedal gas lemah dan tetap.
Teknik menekan gas dengan gaya
memompa pedal memboroskan bahan bakar,
j. Bila berada di jalan bebas hambatan, agar di
jaga kendaraan melaju dengan kecepatan rata-rata 80Km per. Kecepatan melebihi
80 Km/jam memboroskan bahan bakar.
Gambar Grafik perbandingan kecepatan VS konsumsi
bahan bakar
k. Pada waktu mengemudi didalam kota, dimana kendaraan sering
mengalami berhenti dan berjalan (take off) tidak mendadak, melainkan
perlahan-lahan,
l. Pakailah rem tangan pada waktu berhenti ditanjakan. Jangan
dibiasakan mengerem kendaraan dengan memainkan kopling dan gas,
m. Hindari kebiasaan meletakkan kaki pada pedal kopling pada waktu
mengemudi,
n. Pertahankan kecepatan yang moderat. Tahanan angin akan bertambah
menurut kecepatan kendaraan, sehingga mesin akan bekerja lebih keras dan
akibatnya akan memerlukan bahan bakar yang lebih banyak. Penambahan jarak
tempuh sebesar 20% pada kecepatan sekitar 65 Km/jam, apabila dibandingkan
dengan kecepatan 100 Km/jam memanfaatkan bahan bakar yang sama. Apabila
mempercepat dan memperlambat kendaraan terlalu sering, akan menambah pemakaian
bahan bakar,
o. Jangan menekan pedal gas, bila anda hendak mematikan mesin
kendaraan, karena bahan bakar akan terbuang percuma,
p. Kecepatan konstan dan moderat kendaraan bermotor, akan
mengkonsumsi bahan bakar secara lebih hemat oleh sebab itu hindarilah lalu
lintas padat, yang memerlukan berkendara sering berhenti dan berjalan (stop and
go driving).
q. Berkendara pintar artinya Anda tahu kapan bisa berkendara dengan cepat dan
kapan harus memperlambar kendaraan. Jangan berkendara dengan agresif atau
selalu ingin cepat dan kebut-kebutan. Berkendaraan dengan agresif artinya
akselerasi dan rem yang cepat, efeknya cepat menghabiskan bahan bakar. Jika
Aada lebih banyak berkendara di jalan-jalan perkotaan, berkendara dengan cepat
pun tidak terlalu berefek signifikan karena kondisi jalan yang sering macet.
r. Langsung parkir,Jangan mengitari
lahan parkir hanya untuk mencari tempat parkir yang nyaman. Jika langsung
menemui tempat parkir yang kosong, segeralah parkir. Mengitari lahan parkir
hanya akan membuang bahan bakar dan waktu Anda. Lagipula mencari parkir dengan
mengitari lahan parkir tidak menjamin Anda akan mendapatkan tempat parkir yang
nyaman.
s. Mulailah menyetir dengan
perlahan, saat lampu
sudah hijau banyak orang cenderung langsung menancap gas dan langsung melesat
dengan cepat. Sebaiknya hindari hal tersebut, awali menyetir dengan perlahan
dan sesuaikan kecepatan.
4.2. Perawatan Kendaraan
Kondisi kendaraan bermotor sangat menentukan hemat tidaknya pemakaian bahan
bakar. Semua orang tahu, bahwa kendaraan yang masih baru keluar dari pabrik
pada umumnya lebih hemat energi dari pada mobil dari merek dan type yang sama
dengan usia kendaraan yang lebih tua. Merawat kendaraan agar selalu berada
dalam keadaan/kondisi yang mendekati spesifikasi pabrik merupakan salah satu
upaya pokok dalam pemakaian bahan bakar yang hemat. Karena itu kendaraan harus
senantiasa diperiksa, dirawat dan diperbaiki agar berada pada kondisi prima.
Dengan merawat kendaraan secara wajar dan mengganti bagian-bagian yang penting
yang sudah tidak berfungsi lagi, tepat pada waktunya akan menghemat pemakaian
bahan bakar sekitar 10% atau lebih, perawatan yang perlu dilakukan antara lain
:
a. Busi harus dirawat dengan membersihkan dan menyetel jaraknya
sesuai petunjuk normal. Bila ada busi yang tidak berfungsi dengan baik
perlu diganti karena hal itu akan menyebabkan
pemborosan bahan bakar (kalau mungkin diganti semua secara bersamaan),
b. Pengapian dan distributor harus
distel sesuai dengan petunjuk manual,
c. Karburator agar dibersihkan dan distel untuk
mencapai campuran bahan bakar dan udara yang tepat dapat menyala
(stochiometri). Bila campuran
bahan bakar dan udara terlalu banyak bahan bakar minyaknya berhenti ada bahan
bakar yang terbuang percuma,
d. Saringan udara juga perlu dirawat secara teratur, dengan jalan
membersihkan dari debu dan kotoran. Bila sudah sulit untuk dibersihkan,
sebaiknya diganti dengan yang baru,
e. Saringan bensin supaya dibersihkan agar aliran
bahan bakar dapat berjalan dengan baik. Saringan bahan bakar yang kotor akan
menye babkan bahan bakar ter sumbat dan mengakibat kan mobil anda sukar di
hidupkan, yang selanjut nya menimbulkan pem borosan arus baterei (accu),
f. Rawatlah radiator untuk menjaga agar sistem pendingin berjalan
dengan baik. Mesin yang panas
karena pendinginan yang kurang baik mengakibatkan pemborosan bahan bakar,
g. Platina supaya dibersihkan dan distel sesuai petunjuk normal.
Periksa kondensor dan apabila tidak berfungsi lagi supaya diganti. Karena kedua
hal ini sebagai bagian sistem kelistrikan dalam kendaraan secara langsung
sangat berpengaruh pada pemakaian bahan bakar,
h. Klep pemasukan dan pembuangan distel sesuai
petunjuk normal,
i. Perlu dijaga agar kopling tidak sampai selip,
dengan cara distel. Karena kopling yang selip menyebabkan daya dorong
kecil dan berakibat pemborosan pemakaian bahan bakar,
j. Periksa agar pompa bensin, saluran bensin dan tangki bensin tidak
bocor. Tutuplah tangkai bahan bakar dengan baik agar jangan terlampau banyak
penguapan,
k. Minyak pelumas supaya di ganti sesuai dengan petunjuk pemeliharaan
mesin setelah + 5.000 Km agar gesekan dalam mesin yang berputar selalu dalam
keadaan minim, sehingga dapat menghemat bahan bakar (Minyak lama viskositasnya
rendah),
l. Agar permukaan air accu sering diperiksa dan kepala accu sering
dibersihkan, sehingga mesin kendaraan mudah dihidupkan. Demikian juga dinamo
(alternator) dan gulungan stater agar sering diperiksa dan dirawat karena
ketidak beresan sistem listrik pada kendaraan,
m. Rem mobil agar diperiksa untuk mencegah penggesekan sepatu rem
roda. Bila sepatu rem menggesek pada roda berarti gaya gesekan kendaraan bertambah yang
mengakibatkan pemborosan energi,
n. Periksa agar tekanan ban sesuai dengan kebutuhan (lihat petunjuk
normal dari ban). Tekanan ban yang rendah menyebabkan tahanannya (rolling resistance)
bertambah, dan berakibat pemborosan bahan bakar. Sebaliknya ban yang tekanannya
terlalu keras agak menghemat bahan bakar, tetapi kurang enak dipakai, terutama
bila keluar kota, dan jalannya kurang stabil,
o. Ukuran ban yang digunakan agar sesuai dengan ukuran yang
dianjurkan pabrik. Ukuran ban yang lebih besar akan mengakibatkan pemborosan
bahan bakar, dan dihindari pemakaian ban yang berbeda. Roda harus balans dan
disporing untuk mencegah terjadinya seretan (drag) pada ban, yang akan
mengakibatkan pemborosan ban dan bahan bakar.
4.3. Penggunaan kendaraan dan
pemakaian peralatan
a. Memilih
kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan.
Kendaraan yang
besar memang dapat menambah kenyamanan dan rasa bangga tersendiri pada
pemiliknya, tetapi kendaraan itu pada umumnya memiliki CC yang besar yang
berarti penggunaan bahan bakar yang lebih banyak, seperti ditampilkan pada
grafik di bawah ini:
b. Mempertimbangkan perlu tidaknya
menggunakan AC
Sebelum
memasang AC pada kendaraan sebaiknya pertimbangkan dulu baik-baik untung
ruginya. Bila dirasa perlu betul memasang AC pada kendaraan, pemakaiannya
dibatasi pada keadaan yang perlu betul, dalam keadaan cuaca yang cukup sejuk
demi penghematan bahan bakar AC sebaiknya dimatikan,
c. Mengurangi penambahan variasi yang tidak
perlu
Sebaliknya
dihindarkan penambahan variasi-variasi lampu dan lain-lain yang mempergunakan
listrik. Namun bila dianggap perlu hendaknya dalam pemakaiannya dapat dibatasi
sesedikit mungkin.
4.4. Teknologi kendaraan
Teknologi mesin kendaraan yang
ada saat ini telah mengalami berbagai penyempurnaan baik dari segi desain
maupun dari segi perlengkapan, antara lain :
a.
Teknologi motor bensin dan motor diesel
Untuk
memperbaiki emisi dan konsumsi bahan bakar, seperti : sistem multi katup, sistem
injeksi bahan bakar, bukaan katup isap variable, kontrol swirl, EGR, dll. Disamping
itu juga dilengkapi dengan catalic converter untuk mengolah emisi gas buang dan
oksigen sensor untuk mengurangi unsur-unsur emisi berbahaya (CO, HC dan NOx ) Teknologi
untuk motor diesel dengan sistem injeksi langsung akan meningkatkan efisiensi termal
penggunaan EGR hirbacharger dan sistem injeksi common rail akan menurunkan NOx
dan noise.
Gambar Sistem kontrol EGR (Exhaust Gas
Recirculation) pada mesin bensin
(Sumber :http://wicanzayu.wordpress.com/2009/03/)
Gambar Teknologi Gasoline Direct Ignition
(GDI) pada motor bensin
(Sumber
: http://wicanzayu.wordpress.com/2009/03/)
Gambar Teknologi Common rail/
Diesel EFI pada mesin Diesel
- Teknologi Hibrida
Teknologi
hibrida adalah teknologi otomotif, yang menggabungkan mesin konvensional yang
menggunakan BBM dengan motor listrik lain :). dengan demikian konsumsi BBM
kendaraan berteknologi ini menjadi lebih hemat. Kendaraan ini disebut juga
sebagai salah satu eco car (kendaraan ramah lingkungan) selain mengurangi
polusi udara, teknologi hibrida dapat mengurangi pemakaian bahan bakar hingga
50%.
Gambar teknologi mesin Hybrid
Gambar komponen utama mesin hybrid
Toyota http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/07/06/15192721/mobil.hibrida.vs.mobil.listrik.dan.energi.alternatif..
Gambar Prinsip kerja mesin hybrid
c. Teknologi Fuel Cell
teknologi
otomotif dengan fuel cell adalah menggabungan hidrogen (yang dibawa dalam
tabung) dengan oksigen (yang diambil langsung dari udara), yang melalui serangkaian
proses kimia dapat menghasilkan tenaga listrik. Dengan teknologi fuel-cell,
kebutuhan listrik untuk menjalankan motor penggerak dapat terjamin, selama
persediaan hidrogen dalam tabung masih ada. Tabung yang ada pada saat ini
sanggup menyimpan hidrogen sampai 10.000 psi (pounds per square inch) atau
setara dengan 680 kali tekanan udara biasa (atmosfir), yang dapat menempuh
jarak perjalanan sejauh 400 km, dan proses pengisian ulang pun berlangsung
cepat, yang diperlukan hanya stasiun pengisian hidrogen, mirip seperti SPBU.
Dan, yang pasti, keunggulan teknonologi fuel-cell yang belum dapat ditandingi
oleh teknologi otomatif lainnya adalah bahwa sisa dari proses kimia ini
sepenuhnya sempurna bebas pencemaran, karena hanya berupa air dan panas.
Gambar Prinsip kerja fuel
cell
Gambar Komponen utama mesin
fuel cell
- Teknologi Bahan Bakar Gas
Teknologi BBG saat ini adalah teknologi CNG (
Compresed Natural Gas ) dengan sistem pemakaian
BBG terdiri dari :
1. Sistem
Bi-FUEL yaitu kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar gas atau bahan bakar bensin secara bergantian
2. Sistem
DUAL FUEL yaitu kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar gas dan bahan bakar solar (untuk mesin diesel)
secara bersamaan
3. Sistem Fully
Dedicated Engine yaitu kendaran bermotor yang sepenuhnya menggunakan bahanbakargas
Gambar Teknologi mesin berbahan bakar gas (BBG)
e. Teknologi Methanol
Teknologi otomotif berbahan bakar methanol adalah
penggunaan alkohol sebagai bahan bakar. Salah satu keunggulan penerapan
teknologi ini adalah ramah lingkungan karena sangat rendah emisi, hanya separuh
kandungan NOx dibandingkan dengan bahan bakar solar
Gambar salah satu pompa bahan bakar jenis methanol
Gambar Pemakaian langsung methanol pada
fuel cell
f. Teknologi Elektrik
Teknologi otomotif elektrik sangat sempurna tidak
memproduksi emisi
Tenaga penggerak diperoleh dari baterai. Hambatan
yang saat ini sedang dihadapi dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini
adalah terbatasnya jarak tempuh.
Gambar Mobil listrik ITS EV-ITS
mobil-listrik-its-tampil-sempurna.html)
Gambar Mobil listrik
Mitsubishi i MiEV
(Sumber
:http://www.mobilku.com/cgi-bin/index.cgi?p=9008&id=641)
5. Contoh-contoh pemborosan dan penghematan bahan bakar pada kendaraan
bermotor
5.1. Contoh-contoh pemborosan bahan bakar
a. Busi yang tidak berfungsi menyebabkan
pemborosan bahan bakar. Sebagai contoh dikemukakan pada motor 6 silinder :
- Apabila 1 busi
mati pemakaian bahan bakar akan naik antara 20%-25%,
- Dua busi mati menyebabkan pemakaian bahan bakar naik 50%-60%.
b. Saat
penyalaan/penyemprotan bahan bakar yang kurang tepat, akan menaikkan pemakaian
bahan bakar sampai 80 %,
c. Temperatur
air pendingin mempengaruhi konsumsi bahan bakar :
- Apabila temperatur air
pendingin turun dari 950C menjadi 700C konsumsi bahan bakar akan naik 6% - 7%.
- Bila temperatur air
pendingin turun dari 950C menjadi 650C konsumsi bahan
bakar akan naik 25%.
d. Tekanan
ban yang terlalu rendah, yaitu kurang dari 20% dari tekanan yang ditentukan
akan menyebabkan pemborosan bahan bakar 15 % (periksa kurva sebelah)
e. Sebuah
kendaraan 2 ton mempergunakan 40% lebih banyak bahan bakar untuk setiap kilo
meter dibandingkan dengan kendaraan dengan berat 1 ton.
5.2. Contoh-contoh
penghematan bahan bakar
a. Kecepatan konstan 65 km/jam akan
menghemat bahan bakar sekitar 9,8% dibandingkan dengan kecepatan sebesar 80
km/jam dengan seterusnya. Kecepatan konstan 30 km/jam dibandingkan dengan
kecepatan konstan 110 km/jam akan menghemat pemakaian bahan bakar 25%.
b. Pengemudi yang terampil dengan halangan yang
minimal dapat menghemat pemakaian bahan
bakar 30 %.
c. Kendaraan tanpa AC dapat
menghemat bahan bakar sekitar 8 % dibandingkan dengan kendaraan yang memakai
AC.
d. Perawatan kendaraan secara wajar dan
mengganti bagian-bagian yang penting pada waktunya dapat menghemat bahan bakar
sekitar 10 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar