Kamis, 04 September 2014

PERNAHKAH ANDA MEMPERHATIKAN KAPAN LAMPU TANDA BAHAYA (HAZARD) DIGUNAKAN?






Hampir seluruh pengguna kendaraan pasti mengetahui fungsi dan mampu mengoperasikan dari fitur lampu tanda bahaya (hazard), akan tetapi sebagian dari mereka minim mengenai arti penting pengoperasian lampu tersebut. Dari hal yang kecil inilah keselamatan berkendara menjadi lebih safety. Selama saya berkendara, kerap menemui kejadian dimana pengguna salah mengoperasikan lampu tersebut. Sepengetahuan saya lampu dioperasikan dalam kondisi darurat alias kendaraan mogok/bermasalah saja, sehingga kode kedip2 lampu sein dapat terlihat oleh pengendara lain. Hal ini juga tertuang dalam  UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, Pasal 121 ayat 1 mengenai kewajiban pengemudi kendaraan bermotor untuk memasang segitiga pengaman, lampu penanda bahaya, atau memberikan isyarat lain saat berhenti dalam kondisi darurat di jalan. Sehingga jelas bahwa lampu hazard dioperasikan hanya ketika kendaraan berhenti darurat dijalan, selain kondisi tersebut maka tidak diperkenankan menyalakan lampu hazard.

Penggunaan lampu hazard yang salah kaprah yang sering ditemui antara lain :
1. ketika kendaraan melewati terowongan/underpass
2. kondisi jalan berkabut, hujan deras dll
3. ketika akan menyebrang perempatan jalan
Untuk ketiga kondisi diatas seharusnya cukup menyalakan lampu kecil/besar, penggunaan lampu hazard justru memicu bahaya bagi pengendara lain. Mulai sekarang mulai dari diri kita sendiri mulai gunakan fitur keselamatan yang ada di kendaraan sesuai dengan fungsi dan kegunaan yang benar  yang nantinya akan berdampak bagi keselamatan dalam berlalu lintas.  Jaga keselamatan Anda, keluarga dan sesama pengguna jalan lainnya. Selamat berkendara

KAJIAN UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR



 
1. Pendahuluan
Inti dari cara menghemat konsumsi BBM (bahan bakar minyak) adalah perilaku mengemudi kendaraan bermotor. Mengemudi dengan halus memang dapat menghemat BBM. Dan, karena mesin kendaraan pada umumnya akan bekerja secara efisien pada putaran 2500-4000 RPM, maka perpindahan gigi transmisi-pun harus diupayakan berada pada putaran yang efisien ini. Hal lain yang juga berpengaruh pada hematnya konsumsi BBM adalah pemakaian pengatur suhu udara (AC), tekanan udara pada ban, dan variasi kendaraan bermotor, seperti ban yang lebar, tanduk depan, foot-step, roof-rack, kaca spion, dan lain-lain yang dapat menimbulkan/memperbesar hambatan angin yang menerpa kendaraan saat beroperasi di jalan. Di sektor transportasi jalan, masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi dengan alasan ketepatan waktu, keamanan dan kenyamanan. Untuk mendorong pelaksanaan penghematan bahan bakar di masyarakat, perlu diciptakan sikap hemat bahan bakar di masyarakat yaitu dengan program penghematan bahan bakar yang lebih terarah dan realistis yang dapat diterapkan secara langsung tanpa banyak melibatkan campur tangan pemerintah. Oleh karena itu program-program penghematan bahan bakar disusun berdasarkan kebutuhan dan keinginan serta kemampuan masyarakat (stake holders) itu sendiri, sedangkan pemerintah bertindaksebagaifasilitatordanregulator.

2. Maksud dan Tujuan
Untuk mengarahkan pemakaian Bahan Bakar secara lebih hemat, tanpa mengurangi peranan angkutan dalam pembangunan ataupun dalam mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran suatu kegiatan.



3. Berbagai faktor penyebab pemborosan pemakaian bahan bakar pada kendaraan bermotor, antara lain :
3.1. Cara mengemudi, antara lain :

a.  Penggunaan kendaraan tanpa tujuan yang jelas, dan memilih rute perjalanan tidak tepat, sehingga rute menjadi terlalu panjang, dan mungkin akan menemukan kondisi permukaan jalan jelek, atau juga menghadapi kemacetan lalu lintas (traffic jam),
b.   Mengemudikan kendaraan dengan kejutan (melepas kopling mendadak),
c.   Meletakkan kaki pada pedal kopling (menekan separuh kopling),
d.   Menyentak-nyetak pedal gas,
e.   Pemanasan mesin terlalu lama, dan dengan menekan pedal gas secara berlebihan,
f.    Kebiasaan membiarkan mesin berputar terus (statio-ner) pada saat sedang menunggu,
g.   Kebiasaan mengisi tangki bahan bakar terlalu penuh dan sampai tumpah,

h.   Penggunaan gigi (versnelling) tidak sesuai dengan kecepatan. Versnelling rendah untuk kecepatan tinggi,
i.    Kebiasaan mengemudi dengan kecepatan melebihi kecepatan optimal pada jalan bebas hambatan (tol).

3.2. Perawatan kendaraan, antara lain :
a.   Penyetelan katup mesin kendaraan tidak sempurna,
b.   Pengapian kurang sempurna,
c.   Karburator tidak sempurna sering luber,
d.   Suhu mesin terlalu panas (air pendingin kurang, minyak pelumas sudah encer),
e.   Tekanan ban tidak sesuai dengan beban kendaraan,
f.    Penyetelan bagian-bagian kendaraan yang tidak tepat.


3.3. Penggunaan kendaraan dan pemakaian peralatan, antara lain :
a.   Penggunaan kendaraan yang tidak sesuai dengan fungsi dan kebutuhan,
b.   Membebani kendaraan melebihi kapasitas,
c.   Menggunakan kendaraan penumpang/sedan dengan CC besar
d.   Menambah bagasi di atas kendaraan (menambah tahanan angin),
e.   Penggunaan kendaraan yang usianya sudah tua,
f.    Menambah peralatan yang memerlukan energi, seperti : AC, Fan, Lampu-lampu, Foot Step, Roof Step, dan lain-lain.


3.4. Penyediaan prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas
a.   Panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan
b.  Kurang atau tidak optimalnya fungsi jembatan penyeberangan juga dapat menghambat pergerakan lalu lintas,
c.   Sistem pengaturan lalu lintas yang tidak bisa menyelesaikan masalah pergerakan lalu lintas,
d.   Belum tersedianya angkutan umum (perkotaan) yang memadai,
e.   Belum meratanya penyediaan sarana angkutan umum yang bersifat massal pada kota-kota besar,

f.    Penerapan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang kurang tepat,
g.  Persilangan sebidang antar jalan raya, dan antara jalan raya dengan jalan kereta api yang cukup banyak, yang sering menghambat kelancaran pergerakan lalu lintas,
h.   Semakin meningkatnya jumlah pemilikan kendaraan bermotor pribadi,
i.    Berbaurnya aneka kendaraan bermotor (cepat dan lambat) pada lajur yang sama,
j.  Kurang/tidak disiplin nya para pengemu di kenda raan bermotor (umum, pribadi, dan sepeda motor), dan pengguna jalan pada umumnya


4. Tips cara menghemat konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor
4.1. Cara mengemudi
a.   Jika anda mengisi bensin, agar tangki mobil anda tidak diisi sampai tumpah,
b. Hendaknya selalu memperhatikan bahwa mengocok pedal gas, dapat membanjiri karburator dan pada gilirannya menyebabkan bahan bakar terbuang,
c. Hindari pemanasan kendaraan dengan waktu yang lama sesudah dihidupkan. Sebaiknya pemanasan dilakukan sambil berjalan dengan kecepatan rendah, hanya beberapa km/jam, Choke hanya dipakai apabila bahan bakar tidak naik, dengan menggunakan choke bercampuran bahan bakar dengan udara menjadi gemuk, sehingga pemakaian bahan bakar menjadi boros,
d. Biasakan menentukan tujuan terlebih dahulu sebelum berpergian. Sebaiknya juga dipertimbangkan, apakah tidak lebih baik pergi dengan atau tanpa mobil, apabila jaraknya dekat atau bila tersedia sarana angkutan alternatif yang cukup memadai.
e.   Rute perjalanan yang tepat dapat membantu kearah penghematan bahan bakar. Sebelum berangkat sebaiknya direncanakan dulu rute yang akan ditempuh, disamping itu perlu juga menetapkan rute pengganti (alternative routes) bila ternyata rute yang pertama terjadi kemacetan,
f.   Aturlah pemakaian persnelling sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mesin anda. Penggunaan gigi rendah untuk kecepatan tinggi akan memakan lebih banyak bahan bakar,
g.  Hindari pengereman yang tidak perlu, antara lain :
1). Jika Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas (APILL) di depan anda menyala kuning mendekati merah, angkatlah kaki dari pedal gas anda dan biarkan kendaraan melaju dengan putaran mesin yang semakin lambat dan berhenti. Dengan tetap menginjak pedal gas dan kemudian menginjak pedal rem bila dekat dengan garis lampu, menyebabkan penggunaan bahan bakar yang kurang baik,
2). Membuntuti kendaraan lain dalam jarak yang terlalu dekat adalah berbahaya dan dituntut untuk lebih sering menggunakan rem. Disamping itu akan memboroskan pemakaian bahan bakar, karenanya jagalah jarak antara yang cukup aman.
3). Anda sebaiknya dapat mengantisipasi pengemudi kendaraan yang berada didepan anda. Mengemudi tanpa kejutan akan menghemat pemakaian bahan bakar dan dapat menambah jarak yang ditempuh sebanyak 1-2 Km per liter bahan bakar.
 h.Pada jalan bebas hambatan diusahakan percepatan berlangsung secara perlahan (jangan  mendadak), karena percepatan yang mendadak akan memboroskan konsumsi bahan bakar,
i.   Untuk memperoleh penghematan bahan bakar di jalan bebas hambatan, jagalah agar tekanan kaki pada pedal gas lemah dan tetap. Teknik menekan gas dengan gaya memompa pedal memboroskan bahan bakar,
j.   Bila berada di jalan bebas hambatan, agar di jaga kendaraan melaju dengan kecepatan rata-rata 80Km per. Kecepatan melebihi 80 Km/jam memboroskan bahan bakar.


Gambar Grafik perbandingan kecepatan VS konsumsi bahan bakar

k.   Pada waktu mengemudi didalam kota, dimana kendaraan sering mengalami berhenti dan berjalan (take off) tidak mendadak, melainkan perlahan-lahan,
l.    Pakailah rem tangan pada waktu berhenti ditanjakan. Jangan dibiasakan mengerem kendaraan dengan memainkan kopling dan gas,
m.  Hindari kebiasaan meletakkan kaki pada pedal kopling pada waktu mengemudi,
n. Pertahankan kecepatan yang moderat. Tahanan angin akan bertambah menurut kecepatan kendaraan, sehingga mesin akan bekerja lebih keras dan akibatnya akan memerlukan bahan bakar yang lebih banyak. Penambahan jarak tempuh sebesar 20% pada kecepatan sekitar 65 Km/jam, apabila dibandingkan dengan kecepatan 100 Km/jam memanfaatkan bahan bakar yang sama. Apabila mempercepat dan memperlambat kendaraan terlalu sering, akan menambah pemakaian bahan bakar,
o.   Jangan menekan pedal gas, bila anda hendak mematikan mesin kendaraan, karena bahan bakar akan terbuang percuma,
p.   Kecepatan konstan dan moderat kendaraan bermotor, akan mengkonsumsi bahan bakar secara lebih hemat oleh sebab itu hindarilah lalu lintas padat, yang memerlukan berkendara sering berhenti dan berjalan (stop and go driving).
q.   Berkendara pintar artinya Anda tahu kapan bisa berkendara dengan cepat dan kapan harus memperlambar kendaraan. Jangan berkendara dengan agresif atau selalu ingin cepat dan kebut-kebutan. Berkendaraan dengan agresif artinya akselerasi dan rem yang cepat, efeknya cepat menghabiskan bahan bakar. Jika Aada lebih banyak berkendara di jalan-jalan perkotaan, berkendara dengan cepat pun tidak terlalu berefek signifikan karena kondisi jalan yang sering macet. 
r.    Langsung parkir,Jangan mengitari lahan parkir hanya untuk mencari tempat parkir yang nyaman. Jika langsung menemui tempat parkir yang kosong, segeralah parkir. Mengitari lahan parkir hanya akan membuang bahan bakar dan waktu Anda. Lagipula mencari parkir dengan mengitari lahan parkir tidak menjamin Anda akan mendapatkan tempat parkir yang nyaman.
s.   Mulailah menyetir dengan perlahan, saat lampu sudah hijau banyak orang cenderung langsung menancap gas dan langsung melesat dengan cepat. Sebaiknya hindari hal tersebut, awali menyetir dengan perlahan dan sesuaikan kecepatan.
 
4.2. Perawatan Kendaraan
Kondisi kendaraan bermotor sangat menentukan hemat tidaknya pemakaian bahan bakar. Semua orang tahu, bahwa kendaraan yang masih baru keluar dari pabrik pada umumnya lebih hemat energi dari pada mobil dari merek dan type yang sama dengan usia kendaraan yang lebih tua. Merawat kendaraan agar selalu berada dalam keadaan/kondisi yang mendekati spesifikasi pabrik merupakan salah satu upaya pokok dalam pemakaian bahan bakar yang hemat. Karena itu kendaraan harus senantiasa diperiksa, dirawat dan diperbaiki agar berada pada kondisi prima. Dengan merawat kendaraan secara wajar dan mengganti bagian-bagian yang penting yang sudah tidak berfungsi lagi, tepat pada waktunya akan menghemat pemakaian bahan bakar sekitar 10% atau lebih, perawatan yang perlu dilakukan antara lain :

a.   Busi harus dirawat dengan membersihkan dan menyetel jaraknya sesuai petunjuk normal. Bila ada busi yang tidak berfungsi dengan baik
perlu diganti karena hal itu akan menyebabkan pemborosan bahan bakar (kalau mungkin diganti semua secara bersamaan),
b.   Pengapian dan distributor harus distel sesuai dengan petunjuk manual,
c.  Karburator agar dibersihkan dan distel untuk mencapai campuran bahan bakar dan udara yang tepat dapat menyala (stochiometri). Bila campuran bahan bakar dan udara terlalu banyak bahan bakar minyaknya berhenti ada bahan bakar yang terbuang percuma,
d.   Saringan udara juga perlu dirawat secara teratur, dengan jalan membersihkan dari debu dan kotoran. Bila sudah sulit untuk dibersihkan, sebaiknya diganti dengan yang baru,
e.  Saringan bensin supaya dibersihkan agar aliran bahan bakar dapat berjalan dengan baik. Saringan bahan bakar yang kotor akan menye babkan bahan bakar ter sumbat dan mengakibat kan mobil anda sukar di hidupkan, yang selanjut nya menimbulkan pem borosan arus baterei (accu),
f.    Rawatlah radiator untuk menjaga agar sistem pendingin berjalan dengan baik. Mesin yang panas karena pendinginan yang kurang baik mengakibatkan pemborosan bahan bakar,
g.   Platina supaya dibersihkan dan distel sesuai petunjuk normal. Periksa kondensor dan apabila tidak berfungsi lagi supaya diganti. Karena kedua hal ini sebagai bagian sistem kelistrikan dalam kendaraan secara langsung sangat berpengaruh pada pemakaian bahan bakar,
h.   Klep pemasukan dan pembuangan distel sesuai petunjuk normal,
i.  Perlu dijaga agar kopling tidak sampai selip, dengan cara distel. Karena kopling yang selip menyebabkan daya dorong kecil dan berakibat pemborosan pemakaian bahan bakar,
j.    Periksa agar pompa bensin, saluran bensin dan tangki bensin tidak bocor. Tutuplah tangkai bahan bakar dengan baik agar jangan terlampau banyak penguapan,
k.   Minyak pelumas supaya di ganti sesuai dengan petunjuk pemeliharaan mesin setelah + 5.000 Km agar gesekan dalam mesin yang berputar selalu dalam keadaan minim, sehingga dapat menghemat bahan bakar (Minyak lama viskositasnya rendah),
l.   Agar permukaan air accu sering diperiksa dan kepala accu sering dibersihkan, sehingga mesin kendaraan mudah dihidupkan. Demikian juga dinamo (alternator) dan gulungan stater agar sering diperiksa dan dirawat karena ketidak beresan sistem listrik pada kendaraan,
m. Rem mobil agar diperiksa untuk mencegah penggesekan sepatu rem roda. Bila sepatu rem menggesek pada roda berarti gaya gesekan kendaraan bertambah yang mengakibatkan pemborosan energi,
n.   Periksa agar tekanan ban sesuai dengan kebutuhan (lihat petunjuk normal dari ban). Tekanan ban yang rendah menyebabkan tahanannya (rolling resistance) bertambah, dan berakibat pemborosan bahan bakar. Sebaliknya ban yang tekanannya terlalu keras agak menghemat bahan bakar, tetapi kurang enak dipakai, terutama bila keluar kota, dan jalannya kurang stabil,
o.   Ukuran ban yang digunakan agar sesuai dengan ukuran yang dianjurkan pabrik. Ukuran ban yang lebih besar akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar, dan dihindari pemakaian ban yang berbeda. Roda harus balans dan disporing untuk mencegah terjadinya seretan (drag) pada ban, yang akan mengakibatkan pemborosan ban dan bahan bakar.
  
4.3. Penggunaan kendaraan dan pemakaian peralatan
a.   Memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan.
Kendaraan yang besar memang dapat menambah kenyamanan dan rasa bangga tersendiri pada pemiliknya, tetapi kendaraan itu pada umumnya memiliki CC yang besar yang berarti penggunaan bahan bakar yang lebih banyak, seperti ditampilkan pada grafik di bawah ini:



b. Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan AC
Sebelum memasang AC pada kendaraan sebaiknya pertimbangkan dulu baik-baik untung ruginya. Bila dirasa perlu betul memasang AC pada kendaraan, pemakaiannya dibatasi pada keadaan yang perlu betul, dalam keadaan cuaca yang cukup sejuk demi penghematan bahan bakar AC sebaiknya dimatikan,

c. Mengurangi penambahan variasi yang tidak perlu
Sebaliknya dihindarkan penambahan variasi-variasi lampu dan lain-lain yang mempergunakan listrik. Namun bila dianggap perlu hendaknya dalam pemakaiannya dapat dibatasi sesedikit mungkin.

4.4. Teknologi kendaraan
Teknologi mesin kendaraan yang ada saat ini telah mengalami berbagai penyempurnaan baik dari segi desain maupun dari segi perlengkapan, antara lain :
a.      Teknologi motor bensin dan motor diesel
Untuk memperbaiki emisi dan konsumsi bahan bakar, seperti : sistem multi katup, sistem injeksi bahan bakar, bukaan katup isap variable, kontrol swirl, EGR, dll. Disamping itu juga dilengkapi dengan catalic converter untuk mengolah emisi gas buang dan oksigen sensor untuk mengurangi unsur-unsur emisi berbahaya (CO, HC dan NOx ) Teknologi untuk motor diesel dengan sistem injeksi langsung akan meningkatkan efisiensi termal penggunaan EGR hirbacharger dan sistem injeksi common rail akan menurunkan NOx dan noise.


Gambar Sistem kontrol EGR (Exhaust Gas Recirculation) pada mesin bensin


Gambar Teknologi Gasoline Direct Ignition (GDI) pada motor bensin


Gambar  Teknologi Common rail/ Diesel EFI pada mesin Diesel

  1. Teknologi Hibrida
Teknologi hibrida adalah teknologi otomotif, yang menggabungkan mesin konvensional yang menggunakan BBM dengan motor listrik lain :). dengan demikian konsumsi BBM kendaraan berteknologi ini menjadi lebih hemat. Kendaraan ini disebut juga sebagai salah satu eco car (kendaraan ramah lingkungan) selain mengurangi polusi udara, teknologi hibrida dapat mengurangi pemakaian bahan bakar hingga 50%.


Gambar teknologi mesin Hybrid




Gambar Prinsip kerja mesin hybrid


c. Teknologi Fuel Cell
teknologi otomotif dengan fuel cell adalah menggabungan hidrogen (yang dibawa dalam tabung) dengan oksigen (yang diambil langsung dari udara), yang melalui serangkaian proses kimia dapat menghasilkan tenaga listrik. Dengan teknologi fuel-cell, kebutuhan listrik untuk menjalankan motor penggerak dapat terjamin, selama persediaan hidrogen dalam tabung masih ada. Tabung yang ada pada saat ini sanggup menyimpan hidrogen sampai 10.000 psi (pounds per square inch) atau setara dengan 680 kali tekanan udara biasa (atmosfir), yang dapat menempuh jarak perjalanan sejauh 400 km, dan proses pengisian ulang pun berlangsung cepat, yang diperlukan hanya stasiun pengisian hidrogen, mirip seperti SPBU. Dan, yang pasti, keunggulan teknonologi fuel-cell yang belum dapat ditandingi oleh teknologi otomatif lainnya adalah bahwa sisa dari proses kimia ini sepenuhnya sempurna bebas pencemaran, karena hanya berupa air dan panas.



Gambar Prinsip kerja fuel cell



Gambar Komponen utama mesin fuel cell

  1. Teknologi Bahan Bakar Gas
Teknologi BBG saat ini adalah teknologi CNG ( Compresed Natural Gas ) dengan sistem pemakaian  BBG terdiri dari :

1.  Sistem Bi-FUEL yaitu kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas atau bahan bakar bensin secara bergantian
2.  Sistem DUAL FUEL yaitu kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas dan bahan bakar solar (untuk mesin diesel) secara bersamaan
3.   Sistem Fully Dedicated Engine yaitu kendaran bermotor yang sepenuhnya menggunakan  bahanbakargas


Gambar  Teknologi mesin berbahan bakar gas (BBG)

 e. Teknologi Methanol
Teknologi otomotif berbahan bakar methanol adalah penggunaan alkohol sebagai bahan bakar. Salah satu keunggulan penerapan teknologi ini adalah ramah lingkungan karena sangat rendah emisi, hanya separuh kandungan NOx dibandingkan dengan bahan bakar solar


Gambar salah satu pompa bahan bakar jenis methanol


Gambar Pemakaian langsung methanol pada  fuel cell

f. Teknologi Elektrik
Teknologi otomotif elektrik sangat sempurna tidak memproduksi emisi
Tenaga penggerak diperoleh dari baterai. Hambatan yang saat ini sedang dihadapi dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini adalah terbatasnya jarak tempuh.



Gambar Mobil listrik ITS EV-ITS
mobil-listrik-its-tampil-sempurna.html)

Gambar Mobil listrik Mitsubishi i MiEV
(Sumber :http://www.mobilku.com/cgi-bin/index.cgi?p=9008&id=641)

5. Contoh-contoh pemborosan dan penghematan bahan bakar pada kendaraan bermotor
5.1. Contoh-contoh pemborosan bahan bakar
a.   Busi yang tidak berfungsi menyebabkan pemborosan bahan bakar. Sebagai contoh dikemukakan pada motor 6 silinder :
- Apabila 1 busi mati pemakaian bahan bakar akan naik antara 20%-25%,
            - Dua busi mati menyebabkan pemakaian bahan bakar naik 50%-60%.
b.   Saat penyalaan/penyemprotan bahan bakar yang kurang tepat, akan menaikkan pemakaian bahan bakar sampai 80 %,
c.   Temperatur air pendingin mempengaruhi konsumsi bahan bakar :
- Apabila temperatur air pendingin turun dari 950C menjadi 700C konsumsi   bahan bakar akan naik 6% - 7%.
- Bila temperatur air pendingin turun dari 950C menjadi 650C konsumsi bahan bakar akan naik 25%.
d.   Tekanan ban yang terlalu rendah, yaitu kurang dari 20% dari tekanan yang ditentukan akan menyebabkan pemborosan bahan bakar 15 % (periksa kurva sebelah)



e.  Sebuah kendaraan 2 ton mempergunakan 40% lebih banyak bahan bakar untuk setiap kilo meter dibandingkan dengan kendaraan dengan berat 1 ton.

5.2. Contoh-contoh penghematan bahan bakar
a. Kecepatan konstan 65 km/jam akan menghemat bahan bakar sekitar 9,8% dibandingkan dengan kecepatan sebesar 80 km/jam dengan seterusnya. Kecepatan konstan 30 km/jam dibandingkan dengan kecepatan konstan 110 km/jam akan menghemat pemakaian bahan bakar 25%.



b. Pengemudi yang terampil dengan halangan yang minimal dapat menghemat   pemakaian bahan bakar 30 %.
c. Kendaraan tanpa AC dapat menghemat bahan bakar sekitar 8 % dibandingkan dengan kendaraan yang memakai AC.
d.   Perawatan kendaraan secara wajar dan mengganti bagian-bagian yang penting pada waktunya dapat menghemat bahan bakar sekitar 10 %.

Supplement Hydrogen Gas To Improve performance of Diesel Engine for Power Generation

ABSTRACT 

The consumption of fuel oil for diesel engine for power generation is quite large, as long as there is no substitute alternative fuel other than oil. With diminishing oil reserves, then there is the possibility of inadequate fuel needs as diesel fuel in the future. One of the options that will most likely become an alternative solution for this problem is hydrogen substitution. Hydrogen production from water through an electrochemical process   that requires heat and chemicals materials was developed. The design of this electrolysis equipment to produce hydrogen gas is important as it will be combined directly to the diesel engines. Hydrogen will be injected into a combustion chamber of a diesel engine resulting in mixing of hydrogen, oxygen and fuel gas in the combustion chamber to improve the combustion efficiency. Preliminary experimental result of hydrogen diesel fuel mixture in order to reduce diesel fuel consumption are reported, as well as a measurement of the exhaust gases such as carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO), sulfur dioxide (SO2) and nitrogen dioxide (NO2) are reported. 
Keywords: Hydrogen, HHO, Emission Gas 

1. INTRODUCTION
Fossil fuel consumsion in various indutries is dominant, therefore need an effort to do conservation in order to reduce it. Domestic oil consumption is higher than the production capacity of oil refinery in the country. The crude oil production increase continuously lead to a situation to force export crude oil and import oil. The prediction of domestic demand in the country in 2010 is about 1.6 million barrel per day, this means the need of 2 million  barrel per day of crude oil[1].
Therefore it is necessary to reduce fuel consumption or even a replacement fuel for diesel consumption. One of the options that will most likely become an alternative energy fuel is hydrogen gas in the future. Hydrogen gas can be produced from various resources (water, fossil fuels, or biomass) or a by product of other chemical processes. Hydrogen production with raw material sources of water through an electrochemical process that is often referred to as the process of electrolysis.  A converter separates water into a gas called hydroxy or HHO (2 hydrogen atoms and 1 oxygen atom). HHO gas is also known as browns gas using the electricity from the battery of the vehicle. A converter produces hydrogen and also retains the stability of water. Once burned as fuel in the vehicle the end product is H2O. It is easy to install affodarable and a quart of water can last for months. HHO is a form of gas created by electrolysis. Ordinary water contains a ton of energy, but the trick is to get that energy out without using a lot of energy to do so. The creation of pure hydrogen gas is impossible. As of now, it is not even economical for large corporations. In general, the process to produce hydrogen gas requires heat energy and chemicals.
Injection system of hydrogen gas to the diesel engine is investigated in this paper  in order to see its possibility to reduce diesel consumption at the same load. This technology has been test in otomotive successfully. Injected hydrogen aids the primary diesel fuel to burn more efficiently and helps trigger the chain branching reactions. Hydrogen (H) is easily burn. Therefore, injected H2 into the combustion chamber will give a huge energy. It would speed up the combustion process and it is assumed might raise the efficiency of the diesel engine[2]. The theoretical thermodynamic efficiency of an combustion internal engine is base on the compression ratio of the engine and the specific-heat ratio of the fuel as shown in the equation:




The higher compression ratio and / or the specific- heat ratio, the higher the indicated thermodynamic efficiency of engine. The specific-heat ratio is related to fuel’s molecular structure. Hydrogen (γ = 1.4)  has a much simpler molecular structure than conventional fuel oil (γ = 1.1) [3]. The combustion of hydrogen with oxygen produces water as its only product:  

2H2+O2= 2HO 

 The combustion of hydrogen with air however can also produces oxides of nitrogen (NOx) 

H2+O2+N2 = N2O+N+NOx 

 The oxide of nitrogen are created due to the high temperatures generated with the combustion chamber during combustion. In additional to oxide of nitrogen, trace of coabon monoxide and carbon dioxide can be present in the exhaust gas[3]. Injection technic and point to inject the hydrogen gas in the combustion chamber of the diesel engine is important to rate the experiment success. Observation to investigate the ability of HHO to mix with oxygen inside the combustion chamber and with the diesel oil that entering the chamber will be monitored. Emission output such as carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO), sulfur oxide (SOx), and nitrogen oxide (NOx) will be monitored. It is assumed that injection of hydrogen gas in the combustion chamber of the diesel engine will raise its efficiency and will reduce diesel oil usage by the same power. This is the hypothesis of this study. 



.
2.   EXPERIMENTAL SET-UP

The principle process of water electrolysis is stretching of molecular hydrogen and oxygen in a water  tank   using   Sodiu Hydroxide   catalyst (NaOH)   and   it   charged   with   electricit from
battery The   schematik   process   electrolysis   of water to produced hydrogen gas shown in Figure1.



Figure 1. Schematic diagram concept of hydrogen generation



Hydrogen   is  flowing  to  the  negative  pole  and oxigen  to the positive  pole  of the electrode.  The efficiency will depend on a quality of the materials of electroda  and the quality of electricity  flowing in it. Hydrogen gas is collected in the tank that had been  connected   to  the  intake   manifold   of  the mixing unit to mix with oxygen.

These functions are happening in a unit named as “Hydrocell”  that  has  been  developed  since  three years ago [4]. In figure 2 shows the hydrogegas production   equipment   used  for  experiments   on diesel engine.




  Figure 2. Apparatus of  hydrogen generator for 25 KVA genset